Kamis, 18 Agustus 2016

ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA




Laporan Praktikum Biologi
ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA
Oleh:

Nama                           :Miswar Rahmad
NIM                            : 1205106010072
Kelompok                   : 1 (Satu)
Kelas                           : Jumat, (14.00)
Tanggal Percobaan      : 18 November 2012







Mengetahui,                                                                Darussalam, 22 November 2012
Asisten                                                                       Praktikan,


(                          )                                                        (Miswar Rahmad)


I.                   TINJAUAN PUSTAKA
Semua makhluk hidup sangat bergantung pada lingkungan sekitar, demikian juga jasad renik. Makhluk-makhluk pengurai ini tidak dapat sepenuhnya menguasai faktor-faktor lingkungan, sehingga untuk hidupnya sangat bergantung kepada lingkungan sekitar. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri dari faktor lingkungan adalah dengan cara menyesuaikan diri (adaptasi) kepada pengaruh faktor dari luar. Penyesuaian mikroorganisme terhadap faktor lingkungan dapat terjadi secara cepat dan ada yang bersifat sementara, tetapi ada juga perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat-sifat fisiologik secara turun menurun (Jawetz, 2001).
Autotrof adalah makan sendiri atau mandiri anggota ekosistem. Mereka mensintesis senyawa organik kompleks seperti karbohidrat, protein dan lemak, dari molekul anorganik sederhana, dengan bantuan energi cahaya atau dengan reaksi kimia anorganik. Tergantung pada metode yang mereka mensintesis makanan mereka, autotrof diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua, yaitu fototrof (ini adalah sebagian besar tanaman, yang menggunakan cahaya sebagai sumber energy) dan kemoautotrof (bakteri atau jamur yang memperoleh makanan mereka dengan reaksi kimia anorganik) (Butani, 1994).
Dalam kehidupan, setiap organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organism tersebut. Jadi organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik atau interaksi yang disebut ekosistem. Lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan dan makhluk hidup serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainya (Hartono, 2000).
Persamaan organisme autotrof dan heterotrof adalah makhluk hidup dan keduanya merupakan bagian dari ekosistem tertentu, bersama-sama membentuk tingkat trofik berbagai piramida makanan, dan memerlukan sinar matahari dan air untuk hidup dan memperoleh energi dengan konversi molekul kimia. Sedangkan perbedaan antara autotrof dan heterotrof adalah bahwa autotrof dapat mensintesis makanan sendiri, sedangkan, heterotrof tidak bisa. Kebanyakan autotrof berisi pigmen klorofil, yang memainkan peran kunci dalam sintesis makanan. Klorofil tidak hadir di hampir semua heterotrof. Autptrof memperoleh energi dengan mengubah bahan baku anorganik menjadi senyawa organik, sedangkan, heterotrof mengkonversi senyawa organik yang kompleks menjadi lebih sederhana untuk memperoleh energi (Rusmendro, 2009).
Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeik. Jenis cacing ini sangat mudah untuk diternak , selain itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain (Jasin, 1989).








II.                PEMBAHASAN
Organisme autotrof adalah organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri, menggunakan energi dari matahari, dengan proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Semua tanaman dan beberapa bentuk bakteri datang di bawah kategori ini. Mereka juga dikenal sebagai produsen dalam rantai makanan, karena mereka mampu menghasilkan makanan mereka sendiri dan makanan ini secara langsung atau tidak langsung digunakan oleh anggota lain dari rantai makanan. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
Organisme yang mendapatkan energi dari molekul organik yang dibuat oleh organisme autotrof dikenal sebagai organisme heterotrof. Organisme ini gagal untuk mensintesis makanan mereka sendiri dan tergantung pada produsen atau organisme autotrof, untuk penyediaan senyawa organik yang diperlukan untuk pertumbuhan mereka. Sebagian organisme heterotrof memperoleh energi dari produsen, mereka berfungsi sebagai konsumen dalam rantai makanan. Senyawa organik kompleks yang diproduksi oleh organisme autotrof dipecah menjadi zat yang sederhana, yang memberikan energi ke organisme heterotrof. Seperti organisme autotrof, organisme heterotrof juga diklasifikasikan sebagai fotoheterotrof dan kemoheterotrof, tergantung pada sumber energi. Konsumen diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam kategori yang berbeda, berdasarkan modus konsumsi, yaitu:
  • Herbivora – Organisme heterotrof yang memperoleh energi langsung dari tanaman.
  • Karnivora – Hewan yang memakan hewan lain.
  • Omnivora – Hewan yang mendapatkan makanan dari tumbuhan maupun dari hewan lain.
  • Saprobes –   Organisme yang mendapatkan energi dengan memecah sisa-sisa tanaman dan hewan yang sudah  mati.
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit,  yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian,  untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri, melainkan secara silang.  Dua cacing yangmelakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan.  Alat kelamin jantan mengeluarkan  sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya.
Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon.
Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
Cacing tanah hidup dan berkembang didalam tanah, suhu yang ideal untuk pertumbuhan cacing tanah berkisar antara 15o-25oC.Suhu tanah diatas 25o cacing masih bisa hidup tapi harus diimbangi dengan kelembapan yang memadai dan naungan yang cukup.Oleh karena itu cacing tanah biasa hidup dibawah pepohonan dan tumbuhan organik.Kelembapan tanah mempengaruhi pertumbuhan dan daya reproduksi cacing tanah.Kelembapan yang ideal untuk cacing tanah adalah 15%-50%.Cacing tanah dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang bereaksi sedikit asam sampai netral yaitu antara pH 6-pH 7,2.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa lingkungan hidup cacinng tanah adalah tempat lembab atau basah. Hal ini terlihat dari gerakkan yang tampak dari cacing tanah di dua tempat yang berbeda, yaitu tempat yang basah dan tempat yang kering. Pada tempat yang basah, cacing tanah dapat bergerak bebas. Sedangkan pada tempat yang kering, cacing tanah menjadi sensitive. Hal ini terlihat ketika cacing tanah berada di tempat yang kering, cacing tanah langsung bergerak mencari tempat yang basah.
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan sel.
Gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, dan menampung atau menyimpan larutan kimia.
Gelas piala berfungsi untuk sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi,  misalnya pereaksi atau reagen untuk analisa kimia kualitatif, atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa titrimetri/volumetri. Jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif).
Pinset berfungsi untuk memegang zat-zat yang reaktif dan berbahaya.
Lampu spiritus berfungsi untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat khususnya yang tahan api.







III.             KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari laporan kali ini:
1.      Organisme autotrof adalah organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri.
2.      Organisme yang mendapatkan energi dari molekul organik yang dibuat oleh organisme autotrof dikenal sebagai organisme heterotrof.
3.      Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu mem
4.      iliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh.
5.      Cacing tanah hidup dan berkembang didalam tanah yang lembab.
6.      Cawan petri berfungsi untuk membiakkan sel.
7.      Gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, dan menampung atau menyimpan larutan kimia.
8.      Gelas piala berfungsi untuk sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi,  misalnya pereaksi atau reagen untuk analisa kimia kualitatif, atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa titrimetri/volumetri. Jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif).
9.      Pinset berfungsi untuk memegang zat-zat yang reaktif dan berbahaya.
10.  Lampu spiritus berfungsi untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat khususnya yang tahan api.



DAFTAR PUSTAKA
Butani, D.K. 1994. Dictionary of Biology. Goyal Offset Printers, New Delhi.
Hartono, S. 2000. Biologi SMA/MA Kelas X.Ganeca Exact, Bandung.
Rusmendro, H. 2009. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. UN, Jakarta.
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika, Jakarta.
Jasin, M. 1989. Biologi Umum. Bina Pustakatama, Surabaya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post

Comments system

Disqus Shortname

Flickr User ID