Laporan Praktikum Biologi Dasar
KEANEKARAGAMAN
TUMBUHAN
Oleh:
Nama : Miswar Rahmad
Nim : 1105106010063
Kelompok : 1 (satu)
Kelas : Kamis (10.40)
Mengetahui, Darussalam, 17 November
2012
Asisten Praktikan,
(Mutiara Lashinta Dewi) (Miswar Rahmad)
II.TINJAUAN PUSTAKA
Keanekaragaman tumbuhan adalah
keanekaragaman yang menunjukkan keseluruhan variasi gen,spesies di dalam
berbagai macam tumbuhan. Ada dua
faktor penyebab keanekaragaman tumbuhan, yaitu faktor genetik dan faktor
luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya
terhadap morfologi organisme.Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya
terhadap morfologi organisme. “ Tidak ada dua individu yang sama persis”. Hal
ini disebabkan oleh adanya variasi organism dari spesies yang sama atau
keanekaragaman spesies. Lingkungan atau faktor eksterna; seperti makanan, suhu,
cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor
menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip
suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil
interaksi antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga
mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan
ciri khan lainnya (Henuhili,2003).
Keanekaragaman
tumbuhan dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,mulai dari tumbuhan
tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Misalnya dari makhluk bersel
satu (uniseluler) hingga makhluk bersel banyak (multiseluler) dan tingkat
organisasi kehidupan individusampai tingkat interaksi kompleks. Secara garis
besar keanekaragaman terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen,keanekaragaman
jenis, dan keanekaragaman ekosistem (Yatim,1991).
Terdapat bermacam-macam
definisi tentang keanekaragaman tumbuhan, tetapi hanya tiga kategori utama yang
akan dijelaskan di sini. Pertama adalah keaneka ragaman azas keturunan, yang
dapat menimbulkan keaneka ragaman gen dalam jenis yang sama seperti halnya
antar jenis. Kedua adalah keaneka ragaman yang taxonomic, didasarkan pada taxa
yang berbeda dimasukkan ke dalam suatu ekosistem. Ketiga adalah keaneka ragaman fungsional, mengenali
variasi dari peran organisme yang berbeda- termasuk memisahkan langkah-langkah
hidup dari jenis individu di dalam ekosistem (Saktiyono,2006).
II.PEMBAHASAN
Tubuh makhluk hidup (organisme) tersusun
atas sel. Sel merupakan satuan unit terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup
ada yang bersel banyak dan ada pula yang hanya terdiri dari satu sel saja.
Makhluk hidup yang tubuhnya tersusun dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler dan sel
tunggal disebut makhluk hidup uniseluler.
Sel pada tumbuhan multiseluler memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda – beda. Sel yang sejenis dan memiliki fungsi
sama dalam tubuh tumbuhan multiseluler menbentuk jaringan. Jaringan – jaringan
itu pun berbeda – beda menurut dan fungsinya. Berbagai jaringan berbentuk organ
atau alat tubuh. Pada tumbuhan multiselular terjadi pembagian tugas terhadap
sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Contoh tumbuhan
multiseluler seperti lumut, paku – pakuan, tumbuhan berbiji, dll.
Sel pada tumbuhan uniseluler, segala fungsi
kehidupannya dilakukan oleh sel tunggal tersebut. Didalam sel itu terdapat alat
– alat yang melakukan kegiatan – kegiatan hidup. Maka dari itu semua kegiatan kehidupan tumbuhan uniseluler
seperti bergerak, tumbuh dan berkembang ,reproduksi, , menaggapi rangsang ,
berlangsung dalam satu sel itu. Hal ni dapat terjadi karena dalam sel terdapat
bagian-bagaian yang menjalankan fungsi kehidupan. Contoh tumbuhan uniseluler seperti Euglena
sp,protozoa,ganggang bersel satu,dll.
Perbedaan
jamur dan lumut
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak
memilki klorofil,sehingga bersifat heterotrof yang artinya tidak mampu membuat
makanan sendiri. Tipe sel jamur yaitu sel eukariotik dan jamur ada yang
uniseluler dan juga multiseluler. Tubuh jamur terdiri dari benang – benang yang
disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman yang bercabang – cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur ada yang dengan cara vegetative ada pula dengan cara
generative.
Sedangkan lumut merupakan tumbuhan yang
memiliki klorofil sehingga sifatnya autotrof,yaitu mampu membuat makanannya
sendiri. Lumut tumbuh di berbagai tempat yang hidup pada daun – daun yang
disebut sebagai epifil.
Penjelasan jamur pada tempe ( Rhizopus
oligosporus )
Clamydomucor
oryzae adalah jamur
benang yang disebut sebagai jamur tempe. Jamur tersebut kini dikenal dengan
nama Amylomyces rouxii. Namun demikian Rhizopus oryzae yang
secara implisit disebut dan diisolasi dari tempe pembuatan paramaribo,
suriname, Amerika Selatan yang kemudian dianggap sebagai jamur tempe dimasa itu,
dan Rhizopus oligosporus adalah jamur benang yang selalu terisolasi dari
tempe yang dibuat disekitar bogor. Satu spesies baru dari rhizopus berhasil
diisolasi dari tempe yang dibuat di bogor, jawa barat, yaitu Rhizopus
azygosporus. Spesies ini amat mirip dengan rhizopus oligosporus. Perbedaan
utamanya adalah dalam hal kemampuannya membentuk azygospora, dan juga
sporangiosporanya jauh lebih pendek.
III.HASIL
PENGAMATAN
IV.KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.
Keanekaragaman tumbuhan adalah
keanekaragaman yang menunjukkan keseluruhan variasi gen,spesies di dalam
berbagai macam tumbuhan.
2.
Faktor
penyebab keanekaragaman tumbuhan, yaitu faktor genetik dan faktor luar.
3.
Sel pada tumbuhan multiseluler memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda – beda dalam melakukan aktivitas kehidupan.
4.
Sel pada tumbuhan uniseluler, segala
fungsi kehidupannya dilakukan oleh sel tunggal tersebut.
5.
Perbedaan jamur dan lumut terletak pada
ada tidaknya klorofil. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga bersifat
heterotrof, sedangkan lumut memiliki klorofil dan sifatnya autotrof.
DAFTAR PUSTAKA
Henuhili, Victoria dan Suratsih. 2003. GENETIKA.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Saktiyono. 2006. IPA BIOLOGI. Esis. Jakarta.
Yatim, Wildan. 1991. GENETIKA. Tarsito. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar